Dari Negeri Para 'Petani' jadi Negeri Para Pembeli
PlayStation X atau PS1 adalah masa keemasan konsol di Indonesia. Sayangnya, pasar Indonesia saat itu tidak dilirik oleh publisher game karena maraknya pembajakan.
Bayangkan, harga video game di luar negeri yang aslinya ratusan ribu rupiah, di Indonesia bisa dijual hanya Rp2.000 – Rp10.000.
Tapi ini bukan sekadar soal orang Indonesia suka bajakan atau gratisan. Ada beberapa faktor yang membuat kondisi ini terjadi:
- Budaya. Video game dulu masih dianggap "merusak otak," sama seperti stigma terhadap film kartun.
- Ekonomi. Buying power di Indonesia jauh lebih rendah dibanding negara lain. Saat itu, hanya anak muda yang tertarik pada video game, sementara generasi dewasa kurang peduli.
- Distribusi. Karena faktor budaya dan ekonomi, distribusi game orisinal terbatas hanya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.
- Pemahaman. Banyak orang yang membeli game bajakan bahkan mungkin tidak sadar bahwa yang mereka lakukan sebenarnya salah.
Dua puluh tahun kemudian, landscape ini berubah. Indonesia kini mulai diperhitungkan sebagai pasar potensial video game. Dan, ironisnya, salah satu penyebabnya (secara tidak langsung) adalah pembajakan masif di era PS1.
Let Me Explain
Ambil contoh Suikoden Series dari Konami.
Suikoden adalah game J-RPG yang pertama kali dirilis pada 1995 (Suikoden) dan terakhir pada 2007 (Suikoden V). Saat memasuki pasar luar Jepang pada 1996, game ini langsung memiliki basis penggemar setia di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Tapi, di era itu, Indonesia sedang dalam masa kejayaan pembajakan. Artinya, angka penjualan resmi Suikoden di Indonesia hampir pasti nihil (ini hanya dugaan saya).
Namun, karena akses ke versi bajakan yang mudah dan murah, banyak anak (termasuk saya) bisa memainkan game ini dan akhirnya jatuh cinta pada serinya.
Kini, 25 tahun kemudian, Konami akhirnya sadar bahwa mereka punya "tambang emas" bernama Suikoden Series. Mereka pun memutuskan untuk merilis versi HD Remaster dari Suikoden 1 dan Suikoden 2.
Saya tahu fans Suikoden di Indonesia cukup besar. Bahkan, di komunitas Suikoden Revival Movement, selalu ada partisipasi aktif dari fans Indonesia.
Tapi yang mengejutkan, Indonesia ternyata menjadi negara ke-4 terbanyak yang melakukan pre-order Suikoden HD Remaster di Steam.
Steam adalah platform distribusi game digital terbesar di dunia, tersedia di hampir semua negara. Fakta bahwa Indonesia berada di peringkat 4, hanya di bawah Jepang dan dua negara Eropa, menunjukkan betapa masifnya pasar di sini.
Data ini bukan asumsi. Informasi ini datang langsung dari Naito Rui, produser Suikoden HD Remaster, yang rela datang ke Jakarta untuk memperlihatkan versi final gamenya kepada media sebelum dirilis pada Maret 2025.
Fenomena Ini Bukan Hal Baru
Dalam industri kreatif, pola ini sudah sering terjadi. Fans yang dulu hanya mampu membeli bajakan, lambat laun beralih ke produk orisinal seiring bertambahnya usia dan daya beli mereka.
Di Indonesia, perubahan ini semakin nyata:
- Stigma negatif terhadap video game mulai pudar.
- Video game kini dinikmati oleh segala usia.
- Buying power fans meningkat seiring masuknya mereka ke dunia kerja.
- Kesadaran bahwa pembajakan merusak industri yang mereka cintai semakin besar.
Jadi, jika kamu mencari satu hal yang bisa dibanggakan dari Indonesia, ingatlah ini:
Dulu, kita hanya dianggap "petani" pembajak yang diabaikan. Sekarang, kita menjadi pasar besar yang sampai didatangi langsung oleh produser gamenya.