Lofi adalah singkatan dari low-fidelity.
Dalam dunia musik, istilah ini digunakan untuk untuk mendeskripsikan musik yang ‘tidak sempurna’ dan biasanya dianggap sebagai sebuah error dalam rekaman lagu.
Tapi, ketidaksempurnaan justru menjadi ciri khas dari musik lofi modern saat ini.
Perlu diingat bahwa lofi sendiri bukanlah sebuah genre musik. Dia lebih seperti sebuah payung untuk genre musik lainnya. Jadi, selain lofi hip hop yang sering terdengar, juga ada lofi jazz bahkan lofi rock.
Seperti apa Musik Lofi?
Seperti yang sudah saya tulis diatas, lofi sebenarnya bukan sebuah genre. Tapi, ketika seseorang mengatakan lofi, umumnya yang dimaksud adalah lofi hip hop.
Suara lofi hip hop yang ikonik terdiri atas tiga bagian:
- Intrumen jazz sebagai dasar
- Perpaduan drum dan snare yang dikenal sebagai boom bap
- Suara lingkungan (rintik hujan, suara mobil, suara obloran)
Ketiga bagian ini diracik sedemikian rupa agar tetap bisa nyaman di dengar namun penuh dengan ketidaksempurnaan di tempo 70 – 95 bpm.
Masih belum terbayang? Coba dengarkan salah satu contoh lofi hip hop ini: Botanicals by Raimu
Sejarah Lofi
Cikal bakal lofi modern sendiri sudah ada sejak tahun 1980 atau 1990an, namun dulunya lebih dikenal dengan cara pengucapan Low-Fi.
Awalnya, musik-musik low-fi tidak mendapat apresiasi dari masyarakat umum karena memang terkesan aneh dan tidak sempurna.
Tapi, akibat romantisisasi para musisi yang melakukan rekaman sendiri di rumah dengan teknologi seadanya, low-fi mulai diterima.
Karena para musisi rumahan ini jugalah, low-fi juga dikenal dengan nama DIY Music.
Lofi Modern
Lofi mulai naik daun lagi sekitar tahun 2010an, saat kembali menjamurnya bedroom musician; para musisi yang membuat, merekam dan mendistribusikan musik dari kamar tidurnya.
Kemunculan para musisi ini tidak lepas dari teknologi produksi musik komersial yang semakin canggih dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
Namun, walaupun sebenarnya bisa menghasilkan kualitas musik yang tidak kalah dari studio rekaman, masih banyak musisi yang mempertahankan estetika dari lofi itu sendiri.
Kenapa Lofi Didengar Banyak Orang?
Karena Lofi itu “Biasa Aja”
Musik-musik lofi modern umumnya tidak berlirik / tidak memiliki elemen vokal dan ditambahkan dengan suara yang familiar dengan banyak orang seperti suara hujan, gemericik air, tiupan angin dan obrolan dua orang di kejauhan.
Musiknya sengaja dibuat pelan agar pendengarnya tidak kehilangan konsentrasi, tapi masih cukup cepat agar pendengarnya tidak sampai mengantuk.
Dari segi melodi, lofi modern sengaja didesain membosankan agar tidak menjadi perhatian utama, tapi masih cukup variatif agar tidak ‘lewat begitu saja’ dan mudah dilupakan.
Berulang-ulang
Beberapa channel lofi terbaik di Youtube dan Soundcloud memiliki satu trik rahasia yang sama: Lagu dengan melodi repetitif dan memiliki kemiripan antara satu dengan yang lainnya.
Seorang profesor di bidang musik bernama Victor Szabo menjelaskan bahwa repetisi (pengulangan) membuat musik lofi jadi mudah diprediksi oleh otak dan memberikan efek tenang bagi pendengarnya.
Otak manusia jadi dengan mudah memprediksi bagaimana sebuah musik akan berlanjut hingga perhatiannya tidak tertuju pada apa yang didengar dan bisa tetap fokus pada hal lain yang sedang dikerjakan.
Efek Kepompong
Efek yang ditimbulkan dari musik-musik lofi bisa disebut sebagai ‘efek kepompong‘.
Membungkus pendengarnya dengan suara musik yang mudah ditebak, lembut dan membentengi sementara pikirannya dari dunia luar yang kejam dan tidak bisa ditebak.
Tidak aneh jika kemudian lofi jadi semakin populer di tengah pandemi ini.
Apakah Musik Lofi dalam Productivity Playlist Benar-Benar Membantu?
Jawaban singkat: Tergantung orangnya.
Jawaban lengkap:
Menurut sebuah studi dari Universitas Birmingham, efek musik pada konsentrasi seseorang tergantung pada karakter dan selera masing-masing.
Tapi, studi ini menemukan bahwa musik yang didengarkan oleh banyak orang sambil bekerja atau belajar memiliki beberapa karakteristik yang sama:
- Tanpa vokal. Karena lirik dan vokal dianggap sangat menganggu konsentrasi pendengarnya.
- Pelan, repetitif dan lembut.
- Memiliki elemen tambahan berupa suara lingkungan.
Karakter yang selalu bisa ditemukan dalam musik lofi hip hop modern.
Sementara itu, penelitian lain dari Cambridge Brain Sciences Team menemukan bahwa musik yang masuk dalam kategori low-arousal negative; musik yang sering diasosiasikan dengan keputusasaan dan kesedihan justru paling membantu dalam meningkatkan daya ingat.
Tapi, walau kedua penelitian ini menemukan efek positif dari belajar atau bekerja ditemani musik-musik seperti lofi tapi keduanya setuju bahwa skenario terbaik adalah belajar atau bekerja tanpa musik.
Musik selalu mengurangi jumlah perhatian / kapasitas pikiran yang tersedia, menggunakan sumber daya yang seharusnya bisa digunakan untuk menyelesaikan tugas.
Banyak orang masih memilih untuk mendengarkan musik sambil belajar atau bekerja kemungkinan karena dua hal:
- Terasa lebih menyenangkan
- Lebih memotivasi
Walau konsentrasinya jadi terbagi, tapi ketika seseorang merasa bahagia saat bekerja, maka dia juga cenderung menghasilkan pekerjaan yang lebih baik.
Musik-musik lofi dalam productivity playlist memberikan musik latarbelakang yang cukup ‘membosankan’ tapi cukup ‘menganggu’ alam bawah sadar hingga sebuah sesi belajar atau pekerjaan terasa seperti… bukan sesi belajar atau bekerja.