Moni, Aplikasi Keuangan Otomatis untuk Para Pemalas
#20 Aplikasi pencatat keuangan otomatis, Moni. Mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran secara otomatis, cepat dan rapi.
Usia udah diatas 25 tahun, tapi entah kenapa setiap bulannya masih susah banget untuk nabung. Setiap awal bulan ada gaji yang masuk, tapi baru pertengahan bulan sudah 'hidup pas-pasan'.
Ya, begitulah kira-kira kehidupan saya sebelum bertemu dengan Moni.
Setelah bertemu Moni, saya jadi bisa menabung dan kaya raya saya jadi tau kemana pengeluaran terbesar saya selama ini.
Buat yang belum tau, Moni adalah aplikasi pencatat keuangan otomatis yang sampai artikel ini ditulis, baru tersedia di Google Play Store dan masih berstatus In Development.
Oke, mari kita bahas sedikit dulu soal kalimat "Pencatat Keuangan Otomatis"
"Pencatat Keuangan"
Moni membantu mencatat 'keuangan pribadi' yaitu pengeluaran dan juga pemasukan. Jadi, setiap ada gaji atau pembayaran yang masuk akan tercatat sebagai pemasukan sementara setiap belanja-belanja online (yang dilakukan dengan sadar atau tidak 😉) juga akan tercatat.
"Otomatis"
Nah, ada kata otomatisnya. Tapi, se-otomatis apa sih? Gampangnya sih, hampir setiap transaksi yang terjadi, selama itu melibatkan email dan notifikasi maka akan dicatat oleh Moni.
Misal nih... Lagi pesen makanan di Grab, terus kan biasanya Grab akan mengirimkan detail dari order tersebut dimana di dalamnya ada angka uang yang dibayarkan.
Angka inilah yang dicatat dan diberikan label oleh Moni.
Jadi, tidak perlu ribet-ribet mencatat sendiri.
Keunggulan Moni
Catat dan Label Otomatis
Ini sih nilai jual dari Moni. Aplikasinya mandiri banget dalam mencatat dan memberikan label pada setiap transaksi.
Moni sudah mendukung bank-bank yang banyak dipakai anak muda seperti BCA dan Mandiri termasuk bank digital seperti Jenius dan Jago. Aplikasi ojol, dompet digital dan ecommerce juga masuk dalam daftar.
Jadi, selain jumlah uang yang keluar. Moni juga memberikan label sederhana seperti 'Hiburan', 'Makanan' dan sebagainya.
Tidak lupa Moni juga memberikan informasi transaksi itu terjadi dari aplikasi mana. Jadi, tidak usah ribet-ribet mencatat manual lagi.
Ada Kustomisasinya
Balik ke label tadi, Moni memberikan sekitar 13 label secara default. Tapi, kita dengan mudah bisa menambahkan label yang diinginkan.
Emang apa gunanya?
Misalnya, kamu ingin memisahkan antara transaksi sehari-hari dengan bisnis yang kamu miliki. Bisa banget. Tinggal berikan label khusus pada transaksi yang berhubungan dengan bisnismu.
Selain label, kita juga bisa menambahkan 'Dompet'. Ini berguna banget jika kita ingin melakukan pencatatan manual dari aplikasi yang belum didukung oleh Moni. Atau bahkan jika ingin mencatat pengeluaran dari dompet fisik yang kita miliki.
Pengaturan Privasi
Bagi yang menganggap bahwa apa yang dilakukan Moni ini 'mengerikan' dan sedikit menganggu privasi. Tenang, semua bisa diatur.
Tidak ingin menghubungkan notifikasi email dengan Moni? Tidak masalah! Moni tetap bisa berjalan tapi beberapa aplikasi/pengeluaran tidak akan bisa dicatat.
Tidak ingin transaksi dompet digital dicatat Moni? Bisa! Tinggal matikan ijin Moni dalam mengakses notifikasi dari aplikasi tersebut.
Moni juga sudah terdaftar di Kominfo sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE).
Gratis!
Awal tahun ini saya sebenarnya ingin berlangganan Lunch Money untuk membantu manajemen keuangan pribadi saya. Tapi, saya terlalu malas karena aplikasinya mengharuskan budgeting dan pencatatan secara manual.
Untungnya, saya menemukan Moni pada pertengahan tahun ini. Saya sih awalnya sudah siap untuk membayar, eh tapi ternyata gratis.
Kekurangan Aplikasi Moni
Tulisan ini tidak disponsori oleh Moni, saya menulis ini karena memang menggunakan aplikasinya. Saya ingin aplikasi ini berkembang, bukan sekedar karena #karyaanakbangsa tapi karena memang app-nya berguna.
Jadi, berikut ini hal-hal yang saya rasa masih kurang dari Moni.
Perlu Integrasi dengan Lebih Banyak App
Kalau mau jujur sih, Moni sudah 'terintegrasi' dengan sebagian aplikasi yang saya gunakan. Tapi, alangkah lebih baiknya jika bisa terhubung dengan lebih banyak aplikasi lagi.
Apalagi tren bank digital sedang panas-panasnya di Indonesia. Belum lagi bank-bank lama yang memperbarui aplikasinya agar bisa bersaing. Jadi ya, Moni harus 'kerja keras' untuk urusan ini.
Perlu Fitur "Plus"
Oke, Moni memang gratis tapi saya sih yakin beberapa orang tidak akan keberatan untuk membayar untuk mendapatkan fitur "plus".
Kalau saya sendiri, beberapa fitur "plus" yang saya harapkan seperti:
- Export pengeluaran ke dalam bentuk excel
- Summary yang dikirimkan tiap bulan/minggu, berisi pengeluaran tertinggi dan aplikasi/kategori yang paling banyak menghabiskan uang.
- Grafik pengeluaran-pemasukan yang lebih advance
- Budgeting (memberikan alert/notifikasi jika sudah mendekati batas budgeting)
Kesimpulan
Moni adalah aplikasi pencatat keuangan otomatis yang sangat pas untuk orang pemalas seperti saya.
Orang yang masih ingin mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai keuangannya tapi malas untuk melakukan pencatatan secara manual.
Satu hal yang jujur banget membuat saya khawatir adalah bagaimana Moni akan menghasilkan uang. Saya kurang tau apakah Moni adalah passion project atau sebuah project yang diharapkan untuk berkembang.
Jika bukan passion project, maka Moni benar-benar perlu untuk segera mendefinisikan model bisnisnya. Entah itu dengan fitur plus tadi atau cara lainnya.
Moni juga masih punya banyak ruang untuk berkembang, jadi mari kita lihat saja.