Pentingnya Mendefinisikan Tipemu

Pada suatu hari Minggu beberapa tahun yang lalu, kakak sepupu saya (yang saat ini udah menikah dengan wanita idamannya) memberikan satu wejangan.

Kamu harus bisa mendefinisikan tipemu dengan baik. Kalau tidak, kamu akan kebingungan sendiri dalam menemukan si dia.

*Kata diatas ada parafrasa, tapi intinya tetap seperti itu sih.


Selama beberapa tahun terakhir, saya hampir tak pernah benar-benar serius menjalankan wejangan tersebut. Sampai hari ini…

Saya akhirnya sadar bahwa wejangan itu, walau terasa cukup egois tapi merupakan sesuatu yang logis dan matematis.

Secara sederhana, saat kita sudah mendefinisikan tipe yang kita inginkan, kita bisa memperkecil ‘ruang pencarian’, fokus pada satu tujuan dan menghemat waktu dan tenaga dalam ‘pencarian’.

Punya tipe itu seperti punya filter. Saat orang baru memasuki hidupmu, maka filter ini akan bekerja. Menempatkannya di bagian not possible atau possible sebagai calon pendamping.

Oke, let me give an example.


Photo by Larm Rmah / Unsplash

Saya punya 1000 kenalan wanita.

Sepuluh diantaranya adalah keluarga (ibu, bibi, ipar, keponakan, sepupu dan saudara). Jadi, mereka sudah pasti keluar dari perhitungan. Jadi, saya masih punya 990.

Lima puluh diantaranya sudah menikah. Jadi, sisanya masih ada 940.

Filter pertama yang bisa digunakan dalam mendefinisikan tipe adalah umur.

  • Apakah kamu menginginkan pasangan yang lebih tua atau lebih muda?
  • Apakah kamu ingin yang seumuran?

Oke, anggaplah tipe saya adalah yang berusia 4 tahun lebih muda hingga 2 tahun lebih tua. Itu akan mengeluarkan mereka yang terlalu muda atau terlalu tua dari perhitungan. Anggaplah, itu menghapuskan hampir 300 orang.

Jadi, saya masih ada 640 orang yang mungkin merupakan si dia.


Dan kita sudah bisa mulai lebih spesifik.

Dari 640 orang yang masih berpotensi. Hal berikutnya yang mungkin bisa dijadikan filter adalah hal-hal yang cukup sensitif, misalnya suku, agama, ras dan kalau di Bali juga ada wangsa.

Oke, anggap saya menginginkan yang satu agama dan satu wangsa. Dan hal itu bisa mengeluarkan sekitar 250 orang dari daftar potensi sehingga tersisa 390 orang.


Lalu berikutnya apa?

Photo by Bach Tran / Unsplash

Salah satu yang jarang banget dijadikan tipe oleh banyak orang adalah jarak rumah. Padahal ini penting, karena beberapa orang memang tidak akan pernah sanggup untuk melakukan LDR.

Misalnya saya ingin si dia masih tinggal di satu kota/kabupaten atau tinggalnya tidak lebih dari 35km dari rumah tinggal saya.

Ini akan menyisakan sekitar 140 orang dalam daftar potensi.


Berikutnya apa?

@phlethiciamatos in Instagram.
Photo by Lethicia Matos / Unsplash

Fisik. Ini harus jujur banget. Jangan pernah mendefinisikan tipemu dengan

“Aku pengen dia yang baik, pengertian, dan sayang sama anak kecil.”

Bangun woy! Ini dunia nyata. Giliran datang yang baik, pengertian dan sayang sama anak kecil tapi kamu tolak karena menurutmu dia ‘jelek’.

Misalnya, saya ingin yang memiliki rambut hitam pendek hingga sedikit melebihi bahu. Warna kulit tidak putih pucat, sawo matang sampai hitam manis is okay. Dimple is a plus.

Saya tidak suka yang terlalu kurus, tapi dia setidaknya harus sedikit lebih sehat dari saya.

Dari filter ini, mungkin akan tersisa sekitar 90 orang.


Berikutnya apa?

death & taxes
Photo by antony / Unsplash

Hal yang personal; jenis pekerjaannya, hobi dan sifat-sifatnya. Misalnya…

  • Suka yang pekerjaannya menuntut sering pergi dan bertemu banyak orang atau cukup di balik layar saja?
  • Suka yang hobinya sama denganmu atau berbeda denganmu?
  • Suka dengan pendiam atau ekspresif?
  • Suka yang narsis atau yang malu di depan kamera?
  • Suka dengan mereka yang hobi jalan-jalan atau di rumah aja?

Filter ini adalah filter terakhir yang bisa saya pikirkan. Misalnya tipe saya adalah dia yang pekerjaannya bertemu dengan banyak orang, hobinya berbeda dengan saya, ekspresif, agak malu dengan kamera dan suka jalan-jalan.

Filter terakhir ini biasanya akan menyisakan sangat sedikit kandidat, anggaplah tersisa hanya 15 orang.


Satu filter tambahan.

Model IG @esthermjo wearing mask front of NYC skyline
Photo by Crystal Jo / Unsplash

Ini sebenarnya bisa sangat membantu, yaitu sesuatu yang spesial yang kamu inginkan dia miliki.

Jika dia tidak punya, tidak masalah. Tapi, jika punya, maka itu akan menjadi nilai plus.

Misalnya… Hal spesial yang saya inginkan, dia haruslah suka dengan TWICE, MISALNYA.


Apa yang harus dilakukan setelah benar-benar mendefinisikan tipemu?

Sederhananya sih, fokuskan pada mereka yang berhasil melalui semua filter fana yang kamu ciptakan.

Bagaimana kalau dari mereka yang tersisa tidak ada yang cocok atau lebih parahnya, tidak ada yang tersisa sama sekali?

Gampang.

Perluas lingkaranmu. Berkenalan dengan orang-orang baru. Saat ada orang baru memasuki hidupmu, gunakan filter fanamu untuk menempatkan dia di daftar not possible atau possible.

Ulangi terus menerus hingga kamu menemukan si dia.

Satu hal yang perlu digarisbawahi… Tipemu tidak harus permanen, kamu dengan sesuka hati bisa mengubahnya.

Misal, kamu awalnya hanya suka yang memiliki rambut panjang, tapi ketika melihat gadis berambut pendek tidak kalah manis, kamu jadi tidak mempermasalahkan rambut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *