Review Cult of the Lamb
Cult of the Sim adalah game dengan perpaduan genre yang aneh tapi apakah hasilnya bagus?

Cult of the Lamb adalah perpaduan antara rogue-like dan management simulator. Perpaduan yang ANEH sebenarnya, tapi terkadang industri game memang perlu ide-ide nyeleneh semacam ini.
Sinopsis Cult of the Lamb
Kamu akan bermain sebagai seekor domba yang akan dikorbankan untuk para dewa. Tapi ternyata nasib berkata lain... Kamu 'diselamatkan' oleh dewa lain yang sedang dikurung. Sebagai gantinya, kamu harus menjadi 'rasul' dari dewa tanpa nama ini.
Dia juga memberikan mahkotanya kepadamu dan memerintahkanmu untuk membebaskannya. Cara untuk membabaskannya adalah dengan mengalahkan empat dewa lainnya di masing-masing wilayah kekuasaan mereka.
Untuk mengalahkan para dewa ini, kamu dan mahkotamu harus menjadi semakin kuat. Caranya? Dengan mendapatkan pemujaan. Maka, dimulailah misimu:
- Membangun cult yang memuja dirimu
- Menambah dan memelihara para pengikutmu
- Mengalahkan 4 dewa dan para pengikutnya
- Membebaskan dewa tanpa nama yang pernah menyelamatkanmu
Review Cult of the Lamb
Sebagai sebuah game yang dijual seharga Rp.150.000 di Steam, game ini sangat standar untuk harganya.

Konten, Visual dan Performa yang OK
Secara konten, game ini cukup padat untuk harganya. Kamu bisa mendapatkan rata-rata 20-30 jam waktu bermain untuk menyelesaikannya. Itu belum dihitung kalau kamu memutuskan untuk bermain ulang ya.
Visualnya oke, perpaduan antara imut dan gore. Mirip seperti Binding of Isacc namun dengan lebih banyak visual tambahan dan animasi yang lebih mulus.
Performanya juga lumayan setelah update terbaru, walaupun kadang-kadang hit-box nya masih di luar nalar dan freezing tanpa alasan.
Cerita yang Biasa aja
Latar belakang cerita untuk Cult of the Lamb bisa dibilang 'biasa aja' dan tidak ada yang istimewa. Perjalanan tokoh utama menjadi kuat untuk membebaskan sosok terperangkap yang pernah membantunya.
Game yang Bingung Mau jadi Apa
It is a poorly designed cozy game and a poorly-made rogue-lite
Kalimat diatas kayaknya pas banget banget untuk menggambarkan Cult of the Lamb. Game ini terlalu 'ribet' untuk disebut sebagai cozy game yang bisa dimainkan sambil santai. Elemen rogue-lite dan in-game day/night cycle membuat pemain tidak bisa bersantai.
Sebaliknya, sebagai sebuah rogue-lite, game ini lumayan banyak kekurangannya:
- Hit-box yang agak diluar nalar, mati karena serangan yang terlihat meleset itu TIDAK MENYENANGKAN.
- Hampir setiap musuh dan run akan terasa repetitif, apalagi untuk menghadapi boss battle, kita harus menyelesaikan 3-run terlebih dahulu.
Akhir Kata
Kalau kamu adalah pecinta rogue-like dan punya Rp.150.000 untuk beli game baru disela-sela menyelesaikan game lainnya. Cobain deh pengalaman baru rogue-like yang juga harus 'direpotkan' dengan management simulator.
Cult of the Lamb adalah tipikal game yang punya potensi untuk jadi bagus banget, tapi masih ada di tahap 'dikit' lagi. Bisa dibilang game dengan kualitas antara B hingga A- lah.