Kenapa Beberapa Orang Tidak Suka Dirayakan
Jujur aja ya, saya suka ulang tahun. Tapi bukan yang rame-rame heboh satu restoran. Cukup keluarga dan sahabat dekat.
Yang dekat — yang tulus.
Tapi walaupun saya suka momen itu, saya paham kenapa banyak orang justru merasa... gak nyaman. Canggung, bahkan merasa kosong.
Karena ulang tahun, sama seperti cinta, bisa jadi panggung paling sunyi untuk rasa “tidak cukup”.
Kita Mencintai dengan Cara Kita Dulu Dicintai
Kalau waktu kecil kamu selalu dipeluk, dirayakan, disorot tiap ulang tahun... Kamu mungkin tumbuh jadi orang yang nyaman merasa dicintai. Gak panik kalau diperhatiin. Gak risih kalau dipuji.
Tapi kalau kamu tumbuh dalam rumah yang dingin, penuh konflik, atau cinta yang hanya datang kalau kamu “berprestasi”, ulang tahun terasa... Ya, semacam “deadline emosional”.
"Kok aku udah umur segini, tapi belum punya ini, belum jadi itu, belum bisa bahagiain siapa-siapa?"
Cinta Pertama Kita: Orang Tua
Cara mereka memeluk, memarahi, memuji, atau bahkan diam — membentuk blueprint cinta dalam kepala kita.
Kata psikolog, ada 5 tipe love style yang dibentuk sejak kecil:
- The Pleaser – Anak baik yang takut ditolak. Hubungan = menyenangkan orang lain.
- The Victim – Terbiasa dengan kekacauan. Kalau hidup tenang, malah curiga.
- The Controller – Belajar survive sendiri. Terbiasa ngatur semuanya agar tetap “aman”.
- The Fixer – Selalu merasa harus "lebih", tapi juga gak tahu apa yang sebenarnya dibutuhin.
- The Avoider – Gak terbiasa ekspresi cinta. Gampang bilang “I'm fine” meski nggak benar-benar fine.
Dan bentuk-bentuk cinta ini… Ikut kebawa ke usia dewasa. Termasuk dalam urusan hubungan, karier, dan... ulang tahun.
Ulang Tahun: Perayaan atau Pengingat?
Meskipun saya pribadi menikmati ulang tahun dengan lingkaran kecil, saya tahu banyak teman saya yang justru merasa down di hari istimewanya.
Penelitian bilang: banyak orang justru merasa paling tidak bahagia... di hari ulang tahunnya sendiri.
Kenapa?
Karena ulang tahun jadi “cermin tahunan” yang maksa kita lihat ke dalam:
- Udah umur sekian, kok belum punya pasangan?
- Belum punya rumah?
- Belum bisa bahagiain orang tua?
Padahal selama setahun penuh, kita jarang membandingkan diri sekeras itu. Tapi di hari ulang tahun, semua terasa... definitif. Terasa wajib.
Seperti audit kepercayaan diri, yang dilakukan sambil nyanyi "Happy Birthday".
Ulang Tahun dan Cinta Itu Mirip
Keduanya memaksa kita membuka diri. Membiarkan orang lain “melihat kita”, memberi perhatian.
Dan kalau kamu gak terbiasa dicintai dengan utuh sejak kecil — hal itu bisa terasa seperti ancaman, bukan kehangatan.
Jadi jangan heran kalau kamu menghindari perayaan.
Mungkin bukan ulang tahunnya yang kamu hindari.
Tapi perasaan bahwa kamu belum layak dirayakan.
Jadi Apa Solusinya?
Kita gak bisa milih seperti apa cinta yang kita terima di masa kecil. Tapi kita bisa milih, mau terus pakai blueprint lama itu atau enggak.
- Gak apa-apa jadi orang dewasa yang masih belajar dicintai.
- Gak apa-apa belajar rayain diri sendiri meski gak ada yang kasih kado.
- Gak apa-apa ulang tahunmu gak heboh. Asal kamu bisa bilang: “Aku baik-baik aja.”
Karena mungkin, itulah cara kita merayakan diri yang sesungguhnya.
Penutup: Ulang Tahun dan Cinta Bukan Ajang Pembuktian
Mungkin cinta terbaik adalah yang gak bikin kita merasa harus jadi “lebih”. Dan ulang tahun terbaik? Yang gak ngasih beban harus jadi “lebih dari kemarin”.
Kalau kamu hari ini sedang ulang tahun — dan kamu gak pengin dirayakan rame-rame — itu gak masalah.
Tapi... coba pelan-pelan rayain diri kamu sendiri. Sekecil apa pun itu.
Karena cinta yang gak kamu terima dulu…
Bisa kamu berikan ke dirimu hari ini.
And lastly, to someone who unknowingly became the reason I finished this piece —
If you’re reading this — Happy Birthday.
Thank you for being the quiet motivation behind these words.
I hope your day feels as warm as the way you love others.