VG Lore : Flicker

Lore yang berhubungan : Petal
Flicker Lore, Chapter 1 : Behind Enemy Lines : Flicker’s Discoveries

Seorang petugas ekspedisi surat menyurat dengan Raja Bleekos …
Kepada Rajanya Raja Gnottingham Catchfly III, Raja Starlight, Raja Two Moons, Raja Night Blossom,
Ekspedisi wilayah Meekos berhasil dilakukan. Delapan belas contoh serangga liar yang menyengat dan yang tidak menyengat dikumpulkan dan dicatat untuk pertama kali dalam fase telur, larva, kempompong dan kehidupan dewasa mereka. Saya juga mengumpulkan empat jenis scuttler berduri yang menarik yang saya kira akan kawin silang dengan jenis asli yang ada di laboratorium (ref. sketsa saya lampirkan).
Saya melakukan perkiraan awal terhadap ekspedisi ini jika dilakukan penelitian mendalam maka akan didapatkan cara untuk mengatasi serangga yang memiliki sengat beracun, tapi dipedalaman hutan Meekos, saya menemukan sesuatu yang sangat luar biasa: sebuah zat radioaktif berbentuk kristal yang menyebabkan tanaman dan hewan lokal bermetamorfosa menjadi sesuatu yang unik. Sejak ekspedisi terakhir 3 tahun yang lalu, tanaman tumbuh dengan jumlah yang sangat banyak, sangat cepat dibandingkan dengan teori evolusi, dan lebih berbahaya lagi. Meekos menggunakan kristal yang kuat ini untuk memperkuat pasukan militer mereka, mengumpulkan anak panah beracun, jebakan yang sangat lengket dan bola-bola peledak. Diperlukan 1000 generasi untuk mengembangkan kavaleri yang tangguh, tapi Meekos yang tidak terpelajar membutuhkan beberapa tahun saja untuk mengubah tanaman menjadi alat-alat pelontar. Serangga juga berkembang dengan cepat, menggunakan pecahan kristal dan batu permata sebagai hiasan; mereka akan terus terpapar oleh zat ini dan radiasinya telah mempengaruhi serangga tersebut seperti warnanya, biokimiawi, dan juga penambahan ukurannya. Penelitian lanjutan dan pembedahan masih belum bisa mengungkap variasi lainnya.
Kemungkinan-kemungkinan mengenai kristal misterius ini masih belum bisa diungkapkan. Saya sepertinya membebani ekspedisi saya dengan contoh-contoh ini. Dengan izin Paduka (dan dana yang melimpah), saya akan melakukan penelitian di laboratorium saya dan melakukan eksperimen mendalam untuk mengetahui penggunaan kristal ini. Saya percaya bahwa akan segara diadakan ekspedisi lain untuk memonitor dan memetakan batasan kekuasaan wilayah Meekos.
Kami kehilangan beberapa tentara dalam pertempuran kecil melawan pasukan Meekos, tapi kami semua setuju bahwa ini adalah harga yang harus dibayar untuk ilmu pengetahuan, kan?
Terima kasih atas perlindungan lanjutan yang Anda berikan, Paduka.
Tertanda, pelayan setiamu,
Flitwick “Flicker” Stingsplatter IV, Doktor Entomologi
Flicker Lore, Chapter 2 : Interspecies Politics

Di sebuah laboratorium tidak jauh dari Halcyon Fold, Dr. Flitwick Stingsplatter IV menyiapkan berbagai senjata untuk berperang …
“Shoo Ethel, shoo, kau sangat mengganggu,” bentak Flicker, mengusap salah satu telinganya.
Dari dalam telinganya keluarlah seorang peri. “Aku sangat suka di dalam sini,” rengeknya. “Di sini hangat, dan satu lagi aku bukan pengganggu. Aku punya penyengat. Itu beberapa ilmu yang kau ajarkan padaku.”
“Menganggu, kataku, bukan intervertebrata,” Flicker menjelaskan sambil meletakkan peri lain di meja operasi. “Menganggu artinya tidak baik, itulah kamu, dan jika mau tidak mau berhenti terbang disekitar telingaku, aku akan mengurungmu dengan yang lainnya, atau menjepitmu di papan.” Flicker memberikan isyarat ke arah lemari berisikan toples-toples bersumbat gabus. Di dalam laboratorium ada beberapa peri yang dimasukkan dalam toples-toples itu: Bottlewhispers yang berwarna ungu terang dan Bandyhoos yang berwajah teduh saling memandang satu sama lain melalui kaca cekung sedangkan Dandywing yang memiliki bintik-bintik tidur dengan jari kaki di mulutnya. Bosan di dalam toples, Wiggler dengan mata berwarna kristal membenturkan kelapanya yang berwarna merah mudah ke sumbat gabus, perutnya mengeluarkan kerlipan cahaya berwarna hijau dan emas. Seekor terarium besar bernama Loo tinggal di saluran udara menghabiskan hari-harinya dengan menyisir rambut panjangnya dengan jarinya dan memandangi bayangannya sendiri. Beberapanya lagi dipajang dan dijepit di papan yang ada di dinding, dikelompokkan sesuai dengan taksonominya, diberi nama dan ditandai dengan hati-hati oleh Flicker sendiri. Ada laboratorium lain khusus untuk sekumpulan rayap dan sebuah ruang kedap suara untuk menyimpan jangkrik yang berisik; di sepanjang langit-langit dari kaca terdapat kumpulan semut; laboratorium yang ada tanahnya dipenuhi dengan kalajengking yang sedang menggalih tanah tersebut; dan untuk menidurkan mereka selama operasi harus diberikan asap yang dimasukkan melalui pipa ke dalamnya. Semua ruang di dinding dipenuhi dengan gambar, catatan, dan rencana milik Flicker.
Ethel, Gigglefly dengan bintik-bintik dibagian bawah, mengeluarkan lidahnya ke peri-peri yang ada dalam toples and melayang mendekat ke arah kumbang dan hewan lain, gigi taringnya digunakan untuk menggali di setumpukan cacing yang digunakan untuk makanan burung, sayapnya yang berwarna emas bergetar menciptakan suara dengungan. Ia menyibak ke belakang kumbang kecil; kumbang itu berputar melingkar dengan jengkel. Beberapa lagi, memperlihatkan warna pelangi dan jumlahnya hampir sama dengan ukuran Gunung Bleekos, berjalan beriringan di kandang-kandang kawat. Ethel menggerakkan penyengat dan tanduknya hingga terlihat lurus. “telur-telur kumbang yang baru sudah terlihat lebih besar daripada telur-telur yang lama,” dia berkata.
“Pengamatan yang cerdas,” kata Flicker. Ia membungkuk mendekat ke peri Striped Whistler, melebarkan salah satu sayapnya denga sebuah penjepit dan menyikatnya dengan sikat kecil. “Aku harus mengembangbiakkannya lebih banyak lagi untuk persenjataan baru yang aku buat. Dengan bahan kristal yang aku temukan di wilayah Meekos ini, pengembangbiakan yang perlu waktu bertahun-tahun bisa diselesaikan dalam beberapa hari saja. Hari, Ethel!”
Ethel menaiki kumbang kecilnya ke arah dinding bagian atas dan melewati sebuah catatan rencana, mengamatinya sebentar sambil mengunyah cacingnya. “Untuk apa senjata mesin bola karet ini?”
“Itu bukan mesin bola karet. Itu sebuah pelontar peri.” Debu peri berterbangan dari sikat Flicker, kemudian berubah menjadi api dengan suara aneh, juga mengenai rambut di pipi ilmuan itu. Dia mengumpat dan peri itu mengejeknya. “Kamu… kamu… Lucy, sayang, kau harus tetap diam saat aku mengumpulkan debu dan berhentilah mengubahnya, atau pasukan Bleekos tidak akan memiliki senjata yang mereka butuhkan untuk perang diperbatasan.”
“Kenapa kamu melontarkan peri-peri?” Ethel berteriak.
“Peri-peri adalah senjata yang cukup berguna,” gumam Flicker. “Sengatnya, debunya, dan pengaruh pola cahaya yang menghipnotis telah menghancurkan banyak Meekos yang jahat.”
Ethel turun dan terbang kembali ke dalam telinga Flicker, mencoba melupakan semua ancaman Flicker sebelumnya. “Mengapa Bleekos berperang dengan Meekos?”
Flicker melanjutkan dengan konsentrasi tinggi, unuk menyikat debu di sayap Lucy ke dalam tabung percobaan. “Meekos adalah ras tanaman yang sangat mengerikan. Makhluk yang menakutkan yang menggunakan fotosintesis untuk mengancurkan peradaban, hidup di malam hari. Keluar dari telingaku.”
Ethel tidak menghiraukannya, menarik sisi telinga Flicker seperti selimut yang nyaman. “Tapi siapa yang memulainya?” dia menguap.
“Aku tidak tahu… sesungguhnya tidak ada yang tahu… apa yang kau tahu soal politik antar spesies? Kita berperang karena kita memang sudah selalu ada dalam perang, seperti bulan yang berperang dengan matahari.”
Tapi Ethel tidak menjawabnya, dan dengkurannya beresonansi ke otak Flicker.
“Apa yang aku butuhkan adalah sebuah ekspedisi lagi,” bisik Flicker, agar tidak membangunkan Ethel. “Aku harus mengambil lebih banyak kristal lagi. Kemudian, cahaya bulan akan berkuasa.”