Skye Lore, Chapter 1 : Skye’s Promise
“Kau seharusnya tidak di sini hari ini.” Bayangan dari jenderal memasuki hangar dari pintu geser garasi.
Skye mengintip keluar dari kokpit sebuah baju robot dengan setengah dari armor-nya meledak, besi menghitam dan bengkok. Dengan sebuah obeng yang dia gigit, dia melemparkan sebuah penggerak yang telah hangus ke tanah dan berkata, “Aku senang kau di sini, Appa(ayah). Aku ingin menunjukkanmu rencanaku untuk menonaktifkan exosuits.”
“Kau telah berjanji pada ibumu.”
“Mesinnya baik-baik saja. Perisainya yang menyebabkan masalah.” Dia membungkuk di belakang dari armor yang tersisa di bagian depan. “Setiap generasi baru dari mesin-mesin ini, kita selalu menambahkan lebih banyak armor, yang berarti lebih berat, yang berarti mesin lebih besar dan membutuhkan tenaga kristal lebih …”
“… yang berarti lebih bergantung pada tambang kristal, yang berarti lebih banyak perang.” Raut muka jenderal terlihat marah, tapi matanya dan suaranya lembut. “Sekarang bukan waktunya untuk berdiskusi.”
“Baju robot menerima tembakan karena terlalu lambat.” Mengendurkan baut-baut, lalu Skye menendang armor yang rusak dari dalam. “Kita melakukannya tidak benar. Kita membutuhkan … lebih … mobilitas.” Menendang armor depan sampai jatuh ke tanah, memperlihatkan dia di kokpit. “Kita harus membuat baju robot ini lebih ringan tapi memiliki tenaga tembakan yang lebih kuat. Aku memasang senjata otomatis 25-milimeter di sini. Dengan sebuang pendorong jet dan stabiliser di belakang, cukup ringan untuk rocket bertenaga halcyon. Aku tahu ini berisiko, tapi …”
“Skye. Dia datang.”
“Di mana? di sini?”
“Ah. Dia di sini. Bekerjalah, kalian.” Suara banyak langkah kaki dengan suara yang nyaring dari pintu garasi. Dua laki-laki menyeret cermin tinggi ke sebuah bangku kerja. Seorang penata rias dan asistennya. Perawat kuku, penata rambut dan robot rias memulai pekerjaan mereka. Suara yang mengikuti di belakangnya, wanita pendek dengan rambut panjang terurai mulai memerintah. “Hati-hati dengan oli itu. Sutra itu lebih mahal dari gaji bulananmu.”
“Umma(ibu), apa yang kau lakukan di sini?” Skye merengek, turun dari kokpit.
“Namamu akan dipilih dari ubin malam ini. Keluar dari benda itu.” Ibu Skye berdiri di samping suaminya.
“Aku tidak mau dipilih. Ada peperangan yang sedang terjadi.” Tapi Skye patuh, turun untuk bergabung dengan keramaian, melirik ayahnya dengan wajah dikhianati.
Ayahnya mengangkat bahu. “Peperangan selalu terjadi. Kau tidak bisa menjadi prajurit selamanya.”
“Aku adalah seorang pilot, Appa. Dan aku pilot terbaik yang pernah kau … ow!” Dia mengernyit karena robot mengenai alisnya dengan sebuah penjepit. Perawat kuku duduk di sampingnya dan merawat kukunya yang patah. Penata rambut menarik ikatan rambut Skye dan menyisir rambutnya yang kusut.
“Tidak perlu dibuat garis mata,” Ibu Skye memerintah robot rias. “Itu akan membuat matanya terlihat kecil. Dan tebalkan lipstiknya; bibirnya terlalu tipis.”
Robot rias melakukan perintah itu sementara Skye mukanya terlihat masam. “Apa yang terjadi jika kau beruntung malam ini, dan keluarga dengan derajat tinggi memilihku untuk menjadi istri putra mereka? Apa yang akan dia katakan ketika dia melihatku tanpa riasan ini di wajahku?”
“Seekor ikan tidak akan tetap sama saat ditangkap.”
“Bagus,” omel Skye. “Jadi laki-laki adalah ikan.”
“Cincin emas dan bunga anggrek untuk rambutnya,” perintah ibu Skye, sambil melihat kotak berisi beludru bergaris. “Kau tahu, Skye, ibu Baron akan memilih malam ini.”
Skye berkata. “Dia … dia tidak akan memilihku. Banyak gadis lain dengan derajat tinggi di ubin itu tahun ini.” Penata rambut berdiri pada sebuah bangku di belakangnya dan mengepang rambut Skye.
“Politik dari pemilihan itu rumit. Seorang pilihan untuk putri jenderal akan memberikan pesan,” jawab ibunya.
“Akan menjadi tidakan perang yang terang-terangan untuk tidak bergabung dengan Baron dengan salah satu gadis dewasa dari Sutera atau Rumah Harimau.” Dahi jenderal berkerut khawatir.
“Jika perang yang mereka inginkan, baju robotku akan memenangkannya.” Jaket terbang Skye dilepas, dan gaun dipasangkan ke badannya.
“Berdirilah dengan tegap,” kata ibunya. “Gaunmu akan dilipat terlalu pendek.”
Skye Lore, Chapter 2 : The Choosing
Skye berjalan di antara keramaian penuh dengan gadis-gadis gugup mengelilingi meja pemilihan dimana ubin perak diletakkan, masing-masing diukir dengan nama. Para pemuda berkumpul di sudut bermain Yunnori(permainan papan di Korea) dan berteriak pada hasilnya, tapi para gadis memegang nama mereka masing-masing dan menggosip tentang gadis mana yang akan dipilih ibu tuan rumah untuk putranya di upacara. Skye menutup satu matanya dan menarget putri pertama dari Rumah Harimau, gadis cantik bernama Nari. Di pergelangan tangannya yang halus, Nari memegang rantai dengan harimau jinak yang cakarnya telah dipotong.
“Aku harap kau akan dipilih, Skye.” dia bilang. “Akan menghilangkan kebosanan dari semua ini jika ibu rumah membuat kejutan.” Sudah diketahui bahwa putri dari Rumah Harimau adalah pilihan diplomatis yang bijak untuk Baron Silver. Rumah Harimau telah berperang dengan Rumah Silver tahun lalu; menghancurkan banyak kavaleri baju robot dari Rumah Silver …
… tapi dengan renovasi Skye …
Sentilan jari pada punggung Skye menegapkan badannya. Ibunya telah berada di belakangnya sepanjang malam, membisikkan instruksi. Skye berusaha untuk tidak terus terang dan mengabaikannya, memilih untuk melihat Nari sampai dia berpaling.
“Aku butuh udara segar,” Dia menyembunyikan dua kue madu di lengan gaunnya saat berjalan keluar ke balkoni yang gelap. Di kejauhan, menuruni bukit dari tempat Rumah Silver, melewati persawahan, dan perkemahan minion, tambang kristal bersinar biru. Dia memakan kue itu sekali lahap.
“Baumu seperti oli.”
Baron melangkah di belakangnya, suaranya menggelitik kulit di lehernya. Dia mengambil kue lainnya dan memakannya. Baron mengenakan tali silver yang dibordir dan mengenakan cincin silver. Dia terlihat begitu pantas mengenakan barang-barang mewah; bagaimanapun; adalah tambang kakek buyutnya yang telah menggali kristal yang kuat itu. Kerajaan lain bersang untuk mendapatkannya, bertempur dan mati untuk itu, tapi Rumah Silver mampu menjaganya.
“Kau keliru,” Skye berkata, membantah sambil menyilangkan tangannya untuk menenangkan tangannya yang gemetaran. “Ini adalah bau parfum terbaru. Semua gadis memakainya musim ini.”
“Aku sangat suka rambutmu.”
“Aku berencana untuk menata rambut seperti ini setiap pagi mulai sekarang.”
Baron mengistirahatkan tangannya di dinding balkoni. “Sepertinya tidak begitu lama saat kau dan aku bersama saat masih kecil, bermain sementara ayah kita merancang rencana pertempuran hutan di sebuah peta …”
“Dan segera pertempuran ayahmu akan menjadi pertempuranmu.”
“Sangat tidak masuk akal begitu banyak orang mati untuk batu biru bersinar itu.”
Skye melihat tambang di kejauhan. “Apa yang terjadi jika tambang itu terkuras?”
“Kami tidak akan punya apa-apa kecuali tumpukan kristal kosong, kekuatan mereka telah lama terkuras untuk mesin-mesin perang. Kami akan menggali lebih dalam, memberi makan lebih sedikit orang tiap tahunnya.”
Skye tidak bisa menatap matanya. Dia hanya melihat tangannya, melihat bekas luka di jari-jarinya akibat pertarungan. “Ayahku mengumpulkan informasi tentang sumur-sumur yang memiliki energi yang kuat dimana kristal mungkin bisa diisi ulang,” dia menawarkan, tapi Baron menggelengkan kepalanya.
“Sumur-sumur itu terlalu jauh. Ada saat ketika aku harap tambang-tambang itu musnah. Maka, kita tidak akan memerlukan tank dan baju robot, ataupun minion kotor, atau upacara pemilihan yang konyol ini.”
“Pilihan ini ada di tangan kita,” bisik Skye. Dia memegang tangan Baron.
“Ya.” Baron menempatkan tangannya di bawah tangan Skye. Di telapak tangannya, ada ubin perak mengkilat. Skye menahan napasnya yang berbau madu, melihat ada namanya di ubin itu. “Suatu hari, pasukan itu akan jadi milikku, dan aku ingin kau menjadi jenderalku.” Dia menggenggam ubin itu, Skye gemetaran. “Terkadang, seorang pria harus membuat pilihannya sendiri.”
Skye Lore, Chapter 3 : For Baron\
“Keluarga Silver merasa terhormat untuk memilih …”
Skye melangkah ke depan, mencoba melihat mata Baron, saat ibunya di depan meja ubin.
“… Harimau Nari.”
Hanya ada satu yang terkejut di kerumunan saat nama Nari dipilih. Pandangan Baron tidak berpindah dari calon pengantin baru yang dia pilih. Ubin dengan nama Skye masih berada di genggaman Baron.
Aku ingin kau menjadi jenderalku.
Dia tidak bilang istri.
Skye mundur ke kerumunan, lalu berlari keluar pintu dan menuruni bukit sendirian, ke dalam gelapnya malam, melepas ikatan dari rambutnya.
Di pintu geser yang besar dari hangar dia berhenti, rambutnya menutupi wajahnya. Gadis lain mungkin akan pergi ke rumah untuk menangis di tangan ibunya, tapi Skye selalu lebih merasa di rumah saat dia di dalam garasi dengan ayahnya, memperbaiki barang-barang atau, ketika dia kecil, merusaknya.
Terasa nyaman … Tidak. Tidak ada yang terasa nyaman, tapi terasa benar untuk melepas hanbok(pakaian tradisional korea)nya, untuk mengikat rambutnya ke atas sesukanya, menghapus riasan wajahnya. Bau dari oli dan bubuk mesiu dari jaketnya membuat dia nyaman. Dia naik ke dalam baju robotnya, berpikir bagaimana wajahnya terlihat di antara pilot lain. Bagaimana dia meminta maaf ke ibunya karena telah kabur seperti minion yang terbakar.
Tapi dia hanya dapat mimikirkan tentang apa yang Baron katakan.
Ada saat ketika aku berharap tambang-tambang itu musnah.
Dalam keheningan, hangar yang gelap, terbungkus di dalam mesin, Skye mendengar suaranya jika dia masih di dekatnya.
… kita tidak lagi memerlukan tank dan mesin, ataupun minion, atau upacara konyol ini …
“Pilihannya ada di tangan kita,” bisik Skye.
Baron tidak punya pilihan lagi, tapi cara dia bisa memilihnya.
Dia menghidupkan baju robotnya, mengenakan sarung tangannya, dan memegang tangkai pengendalinya. Sebelum seseorang menghentikannya, sebelum dia berpikir terlalu lama dan mengentikan dirinya sendiri, dia menjalankan baju robotnya keluar.
Meskipun penghinaan itu, meskipun tarikan dari apa yang akan dia lakukan, mengendarai baju robot begitu mendebarkan. Sangat lincah, sangat cepat. Dia menghindari gerbang utama – penggunaan baju robot tanpa ijin tetaplah kejahatan, putri jenderal atau bukan – dan mengendarai baju robot melewati perkemahan minion. Makhluk-makhluk buas itu tidur dengan sembarangan, dengkurannya keras; mereka dikenal tangguh dan mematuhi perintah, tidak berpikir lugas, jadi mereka tidak menjadi masalah bagi Skye. Dia menembak gerbang keamanan, bergerak zig-zag melewati taman buah mandarin, melayang-layang melintasi sawah padi dan kubis. Di sini dan di sana banyak tergeletak alat pembajak yang sudah rusak dan berkarat, mesin-mesin pertama yang telah berkembang menjadi alat pengebor ketika leluhur Baron mengebor perak. Ketika mereka menemukan kristal, kerajaan lain mengetahui kekuatan dari halcyon di dalam kristal, mesin penambang diubah untuk kebutuhan perang.
Baju robot meluncur melewati pagar kawat yang tajam, dan ketika dia mendarat, robot-robot kemanan berbentuk bola mengelilinya, memindai kode baju robotnya, lalu retinanya.
“Pilot tujuh-kosong-lima, kau tidak diijinkan untuk menggunakan baju robot yang dinonaktifkan satu-delapan-enam-empat. Silahkan kembali ke markas secep-”
Dengan menekan pada pelatuk, Skye bergerak ke kiri dan menembakkan peluru. Satu demi satu, robot-robot hancur dan jatuh ke lumpur.
Menatap ke bawah ke cahaya biru, dia mengisi peluru.
“Baiklah.” Dia menekan tombol senjata otomatis. “Kita akhiri peperangan ini.” Tenaga pendorong jet diaktifkan. Baju robot melayang di atas tambang.
Peluru pertama menembak jauh ke dalam.
Ledakannya menggetarkan tanah dan mengamburkan jutaan pecahan kristal kecil. Skye menunduk di balik lengannya mengenai jaketnya dan kakinya.
Tak ada waktu untuk kalah. Dia telah menyelesaikan misinya sebelum ada yang menghentikannya. Dia bergerak dan menembakkan peluru-peluru, menghujani dari atas ke dalam tambang, menghancurkan kristal-kristal yang telah memberi tenaga bagi peradaban untuk banyak generasi. Kekuatan halcyon yang banyak orang pertarungkan, banyak orang untuk memilikinya kini telah sirna ke langit malam.
Original story by Super Evil Mega Corp & Original translated by Uul (Group Facebook Vainglory Indonesia)
One Comment