VG Lore : Stormguard

Stormguard Lore, Chapter 1 : THE COUP D’ÈTAT

Percikan api muncul dari panah sihir Kestrel saat melewati kobaran api, meluncur melalui celah sempit diantara dua prajurit pedang dan menembus tepat mengenai gagak Storm Queen.

“Kalian bisa melakukan apa saja yang kalian inginkan,” ucap Kestrel. “Aku tidak akan membunuh sesama(anggota Stormguard).”

Para pembunuh terbaik dari Storm Queen, bersiap-siap dan waspada, senjata-senjata mereka bergetar haus akan darah, mata mereka berpindah dengan cepat dari Kestrel, ke arah Catherine, ke arah binatang hitam yang mati di salju putih. Mereka mengenakan sarung tangan putih, genggaman mereka mengendur dan mengencang lagi saat Kestrel mundur ke samping Catherine, yang membungkuk di belakang perisainya, matanya yang gugup berseri-seri. Dalam keadaan terdiam itu, ada saat ketika dia melihat ke arah seragam putih dan merah, senjata-senjata mereka, wajah-wajah dari para wanita yang dulu dia kenal. Teman terdekat seperti saudarinya sendiri, dulu.

Wanita dengan pisau belati berlari begitu cepat ke depan dengan kilauan cahaya biru, berada tepat di depan Kestrel, kedua pisaunya menyilang di depan tenggorokan Kestrel. “Dia bukan lagi salah satu dari kita,” dia berkata. “Dan sekarang, kau juga bukan.”

“Begitukah, Livia?” Kestrel menyeringai. “Aku memanah musuh di sebelahmu tepat mengenai matanya saat pertarungan terakhir untuk Lionne.” Muncul sebuah suara kecil, dan yang tersisa hanya kabut cahaya dimana Kestrel berdiri tadi. Wanita dengan pisau belati itu melompat mundur dari partikel bercahaya itu, pisaunya dalam posisi bertahan. “Aku dulu menyelamatkan nyawa kalian semua,” kata Kestrel, yang terdengar beberapa langkah di belakang kabut itu.

“Kita sudah dapat perintah,” kata pembawa perisai dari baris depan.

“Tentu saja, Marelde, dan kita dilatih untuk membunuh, bukan untuk berpikir,” ucap Kestrel, muncul kembali dengan anak panah yang sudah siap di busurnya, “tapi Catherine yang dulu melatihmu dengan perisai saat kau berumur sepuluh tahun.”

“Delapan,” bisik Marelde.

“Dan kau, Amie.” Kestrel mengarahkan panahnya ke dahi dari seorang penyihir yang memegang cahaya bulat berwarna biru. “Setelah pemberontakan di utara, ketika kau mendapat teror-teror di malam hari, Catherine berjaga semalaman untuk membuatmu nyaman. Dan kau, Ivet, Catherine mengajarimu berbicara bahasa Lillaise.” Ivet mengangguk, mengistirahatkan kampaknya di bahunya, menatap ke arah salju.

“Aku tidak pernah mengenalnya, dan aku tidak peduli apa yang telah dia ajarkan pada Ivet,” kata Elena, yang paling muda diantara mereka, bersiap dengan tombaknya. “Dia adalah pengkhianat. Dia tidak mematuhi perintah, mengacaukan misi dan menodai Stormguard.”

Toujours fidèle.” Catherine berkata, dan semua mata melihat padanya. “Aku bersumpah kesetiaan, tapi dalam peperangan, aku tidak pernah setia pada sang ratu. Aku setia pada wanita di sampingku. Aku tidak pernah memikirkan Mont Lille, atau menyatukan Eventide, ketika pedang-pedang diayunkan dan anak panah berterbangan. Aku bertarung karena aku takut kepada wanita di sampingku akan pikir kalau aku tidak bertarung.”

“Tapi kau meninggalkan kami dan melarikan diri seperti seorang pengecut,” bentak Livia.

Catherine menatap dengan tajam Livia. “Tidak ada pengecut di Stormguard. Aku memilih untuk membangkang agar suatu saat, kalian akan memiliki pilihan lain. Tapi aku telah … Aku telah hidup dengan rasa malu karena ketidaksetiaanku selama lebih dari satu dekade, Kestrel.”

“Kalau begitu perbaikilah sekarang.” Kestrel menurunkan busurnya. “Kami menemukan keluarga Julia hidup dan tinggal di Taizen Gate. Mereka melarikan diri dan menghilang dengan bantuan rakyat Gythia.”

Catherine menghela napas. “Kalau begitu kita tidak bisa membuang waktu lagi. Buatlah pilihan kalian, dan lakukan sebelum gagak-gagak sang ratu menemukan kalian.”


Original Story by Super Evil Mega Corp & Original translated by Uul (Group Facebook Vainglory Indonesia)